Palembang kota kito....

hampir setengah tahun aku tidak menginjakan kaki lagi di kota itu, rasanya rindu sekali... meski kota Palembang tidak begitu cocok untuk orang sepertiku yang lebih menyukai bau pepohonan, ketimbang asap kenalpot dan udara tercemar karena pabrik. Kota itu kaya akan tambang, Palembang salah satu provensi terkaya di Indonesia karena hasil buminya, yah salah satu efek tidak mengenakan adalah bau udaranya.... tahun 2010 kemaren aku keluar dari Palembang dengan cara tidak terhormat:P masa lalu, karena emosi sesaat huhuhuhu...

Setelah aku di mutasi ke Kingstone, aku tidak pernah mampir ke kota pempek lagi... meski kakakku bolak-balik Palembang-Kingstone dan mengajak ikut, aku selalu menolak

lebih nyaman di kota kecil ini...memang tidak sehebat Palembang, hanya kota bagian yang kecil... tapi, di sini aku masih mencium bau pepohonan pagi hari, desiran angin.... kokok ayam, dan pagi di kota ini berbeda dengan pagi di kota Palembang... ketika berlari menyusuri kerikil-kerikil kecil seakan menjadi miliku penuh ... tidak ramai, tapi teduh...

Kata temanku, di kota ini seolah-olah aku menyembunyikan sesuatu, menghindari perasaanku... ah, yang benar saja.... aku menyenangi kota ini... aku lebih sehat secara fikiran dan hati, di sini aku mulai berproses realistis, tegar dan semakin matang dalam menentukan perasaan, BELAJAR MENGOLAH KONFLIK...

Tapi... ada yang tertinggal di kota Palembang....

kisah tidak pernah ingin aku selsaikan, hanya potongan kecil tak jelas...

Aku pernah mengukir sedikit kisah...tidak banyak, tapi di bumbui dengan ketulusan. Di Palembang, aku bak singa baru keluar dari kurungan... lapar dan haus.... akhirnya kembali jinak setelah kembali kesini...

seseorang amat penting, pernah berkata padaku....

"aku tau kau tidak pernah serius..." trimakasih karena sudah mengerti. Aku tidak ingin menggambarkan secara detail tentang apapun kini, apalagi tentang sesuattu yang sangat sensitif. Bagiku, setiap cerita itu ada dua bentuk... MAMPU DISELSAIKAN & TIDAK MAMPU DISELSAIKAN... dia tidak meminta diselsaikan, dan akupun tidak ingin menyelsaikannya, sebab hidupku terlalu tenang kini, sangat disayangkan untuk di rusak dengan MEMAKSAKAN SESUATU  KUPAKSA UNTUK KUSELSAIKAN, kurasa kata-kata saja sudah cukup. Tidak ada pamrih atas kejujuran...

Bagiku, kebahagiaan adalah ketika kita ingin bahagia... penderitaan ketika kita ingin menderita, jika kita selalu memandang sesuatu dari satu sisi... maka hasilnya adalah satu sisi, tapi jika banyak hal kita pertimbangkan, dia akan melahirkan banyak kemungkinan... ibarat pepatah.... Banyak jalan menuju roma...

Setelah berkata jujur.... tidak meninggalkan rasa bersalah, seperti sebelumnya, lega....  plong! dan aku senang... sebab tak semua rasa di akhiri dengan kebersamaan... cukup aku tau, jika aku masih normal aku menyadari masih bisa jatuh cinta... sebab aku ini bukan lesbian aseksual. Memang perasaan adalah elemen utama pendukung kebahagiaan dalam hidup, tapi.... aku tidak ingin salah kaprah lagi, CINTA melahirkan kebencian, banyak hal berbau cinta... PERSAHABATAN, PERSAUDARAAN... hmmm, bukan hanya CINTA didasarkan oleh BBERSETUBUH semata... aku lebih suka di sebut sebagai LESBIAN TIDAK LAKU, tapi berbrinsip dari pada LESBIAN yang terlalu membangga-banggakan hidup bersama, tapi memperlakukan pasangannya secara tidak manusiawi, dan tidak menghargainya sebab selalu melakukan Kekerasaan baik dalam perbuatan dan kata-kata

Entahlah apa arti cinta, aku sudah terlalu tua untuk berkata lebay soal cinta... kutau hanya perasaan berbunga-bunga... dan di kota Palembang mungkin di sana ada cinta:)

Dan akhirnya...

Alhamdulillah... aku di beri libur 2 minggu, sepertinya aku akan menginjakan kaki lagi di kota itu...

Rindu...

Rindu... bau udara dan panas kota Palembang, wong kito baliknyo kesano tulah... :P