Translate

Sabtu

aku mengantar pengasuh keponakanku pulang kampung, pasalnya dia di tuduh mencuri oleh kakaku. Aku yakin dia gak ngelakuinya, dari sorot matanya aja dah ketawuan wanita berusia 24 tahun itu sangat sangat sangat bahkan teramat polos... dia rajiiiinnn sangat, pagi-pagi, dia dah nyiapin kopi hangat, nyuci baju...ngerapiin rumah...kamarku gak pernah berantakan lagi semenjak ada dia.... kadang di dapur aku suka nepuk pantatnya.... ih, gemes tau liatnya... seolah-olah dia gak punya beban dalam hidup, padahal yah... dia itu baru nikah 3 minggu eh suaminya di tangkep polisi karena kena rasia bawa senjata tajam, kena 1 tahun penjara pulak...hah kasia... bibirnya itu selalu menyunggingkan senyum. Sebulan lalu, ketika dia datang kesini, aku pesimis bisa ramah denganya, ternyata.... weih.... dia meluluhkan kebekuan hatiku yang selalu di serang stres tiap hari karena pekerjaan.

Meskipun dia selalu usil tiap kali melihatku facebookan, bertanya ini itu... tapi aku suka dengan keberaniannya, ketulusanya dan satu lagi dia pintar masak.... sedap sekali, semua penghuni rumah ini sangat suka masakanya... bahkan aku nambah 2 kali hahahah..

Akhirnya Neny terusir.... hal yang kutakutkan, sebab orang kusukai tidak pernah tahan lama bekerja disini, karena si bos mereka terlalu arogan...


Neny dan kakaku baru pulang dari Palembang, malamnya baru tiba...

Nah, kejadianya pas pagi-pagi.... kakakku, teriak-terian dari bawah... dan langsung memanggil Neny. Aku serasa mau nangis pas dia di itrogasi... semua pegawai gaduh....

"kamu maling uang di kamar kan?" kata kakaku sinis

"demi Allah, aku sama sekali gak tau kak"

Kakaku sudah kebakar emosi, dengan suara keras... dia mengusir Neny... tapi, aku meyakinkan kakakku bahwa dia tidak mungkin mencurinya. Akhirnya kami mengeledah pakaian Neny... tidak ditemukan uang dimanapun. Neny masih bertahan satu hari.... dia minta pulang, aku mengantarnya.... sebelum dia pulang aku sempat bercanda, bilang gini...

"suatu hari nanti, aku akan memanggilmu... dan akulah akan menjadi bosmu"

"hahahha... amin. Aku tunggu teleponmu yuk..."

Sehari stelah Neny pulang. Rumah sepi. Aku bengong didepan televisi... kakaku duduk disampingku

"menurutmu siapa yang mencuri uang itu?" nada suara kakaku sudah terdengar menyesal...

"mertuamu..."

"loh?"

"sebelum kalian pulang ke sini (baca: masih di Palembang) mertuamu menuduh Neny mencuri uangnya kan?"

"iya... memang mertuaku yang bilang kalo Neny mencuri uangnya"

"itu kata mertuamu?"

"iya"

"itu hanya alibi awalnya, untuk menghilangkan jejak. Mungkin Neny dijadikan alasan, supaya mertuamu bisa memuluskan niatnya mencuri uang tersebut. Dikaranglah cerita seolah-olah Neny mencurinya... kalian tidak akan mencurigai siapapun kecuali Neny..."

"iya juga sih"

"sebelumnya mertuamu selalu mencuri uang, barang... pakaian. Hanya karena dia mertuamu, itu sebabnya kau tidak berani menjadikan dia prasangka utama"

"mau gimana lagi Neny sudah pulang"

Bahkan hari ini kakakku tidak makan sama sekali, rasa berdosanya di bawa dalam lamunan. Maaf yah Neny... mungkin kau harus menunggu kepulangan suamimu, semoga dia cepat keluar.... makasih untuk satu bulan ini... dan maafkan kakakku sudah memfitnahmu

mmm....

Sepi deh....



06.59.00   Posted by Unknown in , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search