Translate

Jumat

"Hei! eh say... siapa tuh pakek itu?" katanya sambil melirik kotak oval tersembul dari tasku..

"aku lah..."

"ih,  masak cowok pakek itu"ledeknya lagi

"wah..." aku mengembungkan mukaku hendak melempar pensel ke arahnya. Kesal, tetap saja gaya robotku tak bisa disembunyikan dengan pakaian ala feminim begini... ahhh

"ets! seharusnya itu punyaku tau... kau pakek berbau-bau koboy sajah" ia melentikan jari-jarinya. Aku malas meladeni obrolanya kalo sudah berbau  merawatan diri, panjaaaanggg urusannya. Dia ini terlalu ekspresif dan aku akan selalu kalah!

"halooow....halooowwwwww! Pengumuman!" Dosen senior itu tiba-tiba  saja muncul

"ih, kayak hantu ayuk nei, pakek salam kek... persis Nunung di OVJ" ujar Cong...

"Dek, kau besok ikut pelatihan ke  Palembang"

"haaahhh!!!? ogah... aku mau ke jakarta"




"Hei, ini perintah ketua Yayasan! dahulukan urusan kantor"

"oke... oke... tapi dengan syarat. Memilih sopir sendiri... putih, tinggi, cakep, bau badannya harum... Owww!"

"alah dasar sinting kau nei, itu mah maumu..."kataku sambil ngakak

"eh, say... bener loh. Biar semangat dong! terus syaratnya lagi... jangan pernah Ibu Nurlelah di ikut sertakan, kepalaku pusing, kebayang deh dalam satu mobil dia nyerocos aja, bawel setengah mati"

"wajarlah kau pusing. Kalian berdua sama-sama cerewet"

"eh, tau gak si Ibu nurlelah pernah ngomong terus sampai muntah. Pokoknya Ogah sama dia, aku bakalan bujuk si Ketua Yayasan sebaiknya laki-laki semua yang ikut, hemat biyaya gitu... kamarnya bisa di satuin"

Alamak!!!

Dring... dringgg.... HP Dosen senior berteriak minta diangkat... 10 menit ia berbicara tentang pelatihan, setelah di tutup...

"eh, dek... mau gak ayuk jodohkan sama guru SMP" tentu saja tawaran itu di tujukan pada Dosen cong itu...

"eh sorry..." jawabnya pasti

"kau kan maunya pria" selaku sambil ngakak!!

"ah, kau tau saja apa yang kumau. Eh, di Palembang di mana sih untuk perawatan?" dia mengalihkan pembicaraan

"Palembang International" jawabku asal. Mana ku tau tempat begitu, sumpah aku aja gak pernah tau nama-nama untuk perawatan diri. Ampun dia ini...

"masak sih?"

"mana ada di sana... sempit minta ampun" ah, di sela oleh Dosen Seneor!!!

"ha ha ha ha" aku menertawakan ke begoaanku sendiri

"ih, malu-maluin deh" Kena lagi dah...

Mungkin seantero Yayasan ini menjadikan semua perkatannya adalah Candaan, tapi tidak denganku. Memang tak ada pengakuan bahwa dirinya Gay, tapi kadang komentar-komentarku dibenarkan olehnya. Satu minggu ini, mendampingi Dosen muda ini menilai semua mahasiswa ujian Praktek! setiap jam 1 siang waktu paling kutunggu-tunggu untuk bersamanya. Sejujurnya aku menyukainya, suka pada kebersihan dan kepintaranya, suka tertawa bersamanya, suka pada perang komentar dan cela-celaan...

Tapi aku sedikit kecewa... entah ini menutupi jati diri atau bagaimana, dia menyukai Mika... dosen berjilbab itu, dari pembicaraan kami bertiga tadi...

"Mika ikut kan?"

"iya..."

"biar aku  melindungi dia dari laki-laki jahil, yang lainya serah deh mau di gangguin... tapi kalo Mika... bakalan aku teriakin deh...DIA ISTRIKU"

ah, Mika...

Apalagi, aku pernah mendengar bos menjodoh-jodohkan Mika pada dosen Cong itu.

Mika... aku suka sekali jika ia datang pada saat kelas kosong, sebab dia sering kali salah jam mengajar, kadang 2 jam kamu habiskan waktu untuk sekedar bercerita... aku yakin dia berteman denganku bukan hanya memandang Atasanya saja... walaupun bosku itu merekomendasikan aku untuk jadi temanya

"Mik, seringlah main kerumah... dia ini gak punya teman di sini" ah, baru kali ini aku mendengar dia setuju jika aku berteman dekat dengan perempuan. Mungkin alasanya karena si Mika perempuan tulen kali yah...

Dia memanggil nama asliku yang hanya keluargaku tau...

Dia yang mau berlama-lama di kelas bersamaku sampai sore menjelang...

"mbak Net sudah cerita semua masa lalu kamu kok" itu katanya... lalu aku mulai menunggu hari Sabtu dan Minggu, menunggu dia datang...

aku yakin dia berteman dengan tulus, seperti ketulusanku membuatkan teh hangat saat ia tetap memaksakan diri mengajar pada saat fluu...

Aku... menyukai ketulusan Mika... apakah dia memang jodoh si dosen Cong itu?

Mereka teman baik...

Aku selau menunggu mereka untuk mengusir KESEPIANKU...
mengikuti Dosen cong itu mengajar lalu menggantikanya jika dia tidak datang, dan ia mengajariku tentang banyak hal... chating tiap malam, bergosip tentang mahasiswa-mahasiwa konyol dan cara menghadapi mereka...

"bantu loncatanmu untuk pengalaman... bahkan ada orang yang bersedia mengajar tanpa di gaji" kata Mika padaku, saat kuputuskan menjadi asisten Dosen Cong itu...

"tidak perlu genius untuk mengajar orang dewasa, cukup kau tau dan paham apa yang kau ajarkan" Dosen Cong itu memberikan motivasi, saat pertama kali aku berdiri di depan orang-orang dewasa itu gigiku bergetar!

Dan... mereka hening, sudah... aku mulai bercerita...

walaupun kesempatanku... adalah KELUARGA... dosen Cong itulah yang merekomendasikanku...

"Sayang kebawelanmu tidak di salurkan" dan dia meminta izin kepada bos..

"serah... serah kau lah...tapi bimbing dia... jangan pernah di lepas sendiri"

Merasakan persahabatan sesungguhnya  dari laki-laki itu menyenangkan
06.38.00   Posted by Unknown in , , , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search