Translate

Senin

Aku telah tiba di Palembang dan hari ini adalah hari pertama aku bekerja. Aku banyak ngelamun, lebih suka membayangkan riak kolam dan pancinga, rasanya baru kemaren aku seru-seruan dengan keponakanku dan mencium ibuku.

Di tempat kerja
banyak mata memandangiku, sikap kikuk menamparku tiap menit seolah-olah meneriaki "ceria...ceria... ceria...senyum" tapi tetap saja bibirku seperti bulan sabit di balik kebawah, jelek...

aku lebih suka sendiri, beku... tidak berniat mencairkan suasana. Mataku lebih banyak tertuju pada jarum jam, bisakah di percepat? padahal sebenarnya mereka adalah orang-orang lama, aku hanya perlu sedikit rama... bilang "hi" atau "apa kabar?" tidak duduk seperti patung pajangan, merekapun sepertinya segan untuk menyapa duluan, hanya tersenyum dan menganggukan kepala

Kiku

aneh

dan aku pengen nangis...  merasa di masukan kedalam penjara. Aduh... aku jarang sekali seperti ini. 

"ayo..." kakaku menghampiriku, lalu aku mengekoronya masuk kedalam mobilnya... di perjalanan. Aku tetap diam, lebih kaku... sebab dia tidak pernah selsai menceramahiku

"sebenarnya kau ingin dimana?" putus asa sekali dia bertanya. Ingin sekali kujawab... "aku pengen pulang" 

Entah menggapa, aku seperti kehilangan pegangan dan seolah-olah pertama kali jauh dari orang tuaku. Ingat ketika aku tidur di pangkuan ibuku, ia mengelus elus rambutku, menelusiri gelisah hatiku. Dan ingat saat kakak tertuaku menangisi ketika aku pulang ke Palembang lagi. 

Aku lebih cengeng setelah pulang dan pergeseran pekerjaanku. Aku seperti anak SD saja. Tapi, air mataku lebih cepat mengalir sekarang...

Karena aku lebih kesepian dari sebelumnya

"kali ini saja turuti aku... kau hanya perlu sedikit waktu"

aku tau kau tiidak akan pernah membebaskan apapun untuku, kau tidak akan pernah memberikan pilihan apa-apa untuku...

09.22.00   Posted by Unknown in , with 2 comments

2 komentar:

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search