Translate

Jumat

Malam tlah larut, aku masih di depan laptop, kerongkonganku terasa kering, aku segra turun kelantai dasar menuju dapur. Detak jam mengusir kesunyian rumah... kuambil segelas air... malam-malam sepi adalah peluang fikiran untuk mengingat wanita pernah bersamaku di rumah ini... aku tersenyum, beberapa saat aku masih berdiri disisi dapur sambil memelintir sisi gelas... padahal dua hari lalu, aku sangat jengkel padanya karena terror yang dia buat pasca kami putus, tapi ternyata rumah ini mengharuskan aku memaafkan wanita itu...

Sudah lama sekali rasanya tidak masuk dapur untuk memasak, kecuali membuat kopi dan susu coklat. Di dapur ini, setiap pagi ia menciptakan sarapan lezat untuk seisi rumah, ia mengenakan daster, rambut panjangnya di ikat ke atas... husf... aku selalu bersemangat untuk makan... jika kukatakan "aku diet" setelah disuguhi masakanya, maka lahaplah

Ibuku bilang... jika istri pintar memasak suami akan betah dirumah, setidaknya tidak jajan diluaran... yah itu benar...dari jari-jari para wanita hebat itulah bentuk pujian cinta tercipta, lewat masakan-masakan dan kreasi rasa di lidah mereka memuji pasangan. Apalagi makan dari tanganya, dunia seperti terbalik untuk orang lain dan tetap untuk kita berdua... selain ranjang tempat paling nyaman untuk dua insan jatuh cinta adalah dapur... di sana ada kepulan rasa pedas dipadu manis dan asin, mengapa masakan wanita itu begitu sedap? karena ketulusan dan cinta kasih itulah bumbu utama mereka... 

yah, setelah dia pergi... entah kapan terakhir makan begitu nikmat... tak ada dia didapur mempengaruhi pola makanku, aku jarang makan dirumah... seminggu setelah dia pergi bahkan aku hanya makan sesendok sehari, mengakibatkan berat tubuhku turun....

Terlepas apapun dia lakukan... dia adalah wanita yang pernah hidup dengaku...menjaga dan memasak untuku penuh cinta kasih.....


09.31.00   Posted by Unknown in , , , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search