Translate

Sabtu

Aku sms seorang wanita telah bersuami, pacar pertamaku... dia masih ramah seperti dulu, cara kami berkomunikasi tidak menempatkan diri sebagai mantan kekasih, jika itu terjadi kurasa pertengkaran akan melingkari silaturahmi ini. 

Hanya tentang cara dua wanita sedang berkomunikasi saja, membicarakan hal-hal berbau kewanitaan...

Setelah beberapa kali saling balas sms, tidak puas dia menelpon

"sekarang aku hamil tua..." ceritanya antusias

"ohya? bagus... sukses untuk kelahiranya"

"makasih yah. Sekarang agak repot, belum lagi si Galang sekarang dah mulai masuk sekolah" aku mendengar, ada nada-nada terbata dari suaranya.

"kamu harus kuat yah mbak. Namanya juga anak, sebentar lagi adek bayi juga akan lahir... jaga kesehatan"

"iya dek. aku kuat kok untuk anak-anakku, suatu saat kamu akan mengerti betapa menyenangkanya jadi ibu, hidup serasa sempurna... kesakitan kita akan musnah saat melihat senyum anak"

"amin..." jawabku menggantung, di ikuti tawa hambar. Meskipun aku ragu akan merasa hal serupa dengan apa yang dia rasakan saat ini, mungkin juga karena aku belum pernah menjalin asmara dengan laki-laki...


Masa cinta kami adalah cerita lalu, tapi persahabatan tetap berlaku hingga sekarang, meskipun 4 tahun aku kehilangan jejaknya setelah pernikahan itu. Dia hanya butuh waktu banyak untuk berdamai pada hubungan kami, lalu mengubahnya menjadi hubungan saudara, itu tidak semudah menganggukan atau menggelengkan kepala... membutuhkan waktu empat tahun lamanya, hingga kami melepaskan semua luka di hati masing-masing. Tapi, sebelum persahabatan ini terjalin... harus ada air mata, aku begitu marah saat dia menelpon, kami menangis berdua... kukatakan semua tentang hidupku yang terpendam bertahun-tahun... untuk pertama kali, aku mendengar kata maaf di iringi tangis tak henti-hentinya, sembari mendiamkan anaknya ikutan menangis, meskipun aku tidak mengatakan "ya aku memaafkanmu" seiring waktu aku memahami keputusan dia ambil adalah jalan takdir, proses perjalanan manusia akan di lewati oleh semua wanita...
Wanita itu di lahirkan sebanyak 3 kali
sebagai anak
sebagai pasangan
dan sebagai ibu...

Aku baru di lahirkan sebanyak dua kali, anak dan pasangan dari wanita... dan dia juga pernah menjadikan wanita kelahiran kedua... dan aku belum menjadi ibu... 

Setelah hati sama-sama tulus saling memaafkan, kami tetap berkomunikasi, tidak pernah sekalipun kami membahas kisah cinta datang dimasa kuliah itu, meskipun kesannya sampai kedasar hati... karena kami saling memahami kondisi masing-masing, dia bersuami serta memiliki anak, aku mungkin menempatkan diri sebagai adik baginya, terkadang juga aku ngbrol bersama suaminya... 

Dia mantan terbaik sepanjang hidupku, itu dulu... sekarang dia sahabat, saudara dan kakak prempuan, tidak lebih. Meskipun kenangan bersamanya terkadang lewat... itu hanya mantan, aku bukan hidup dimasa lalu, tapi sekarang brow..... :P

Aku tlah berhenti menyalahkan dirinya....
Berhenti mengutuk kebahagiaanya....
Berhenti membencinya...

Dan... kita butuh waktu lebih banyak untuk menerima mantan sebagai sahabat...




00.56.00   Posted by Unknown in , , , , , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search